Wajah Ibunda pucat melihat hasil tes darahnya, memang beberapa tahun yang lalu ketika Bunda masih SMA pernah terserang virus toxoplasma, namun bukankah hal itu telah lama berlalu dan sudah di terapi selama berbulan-bulan? jadi menurut ayah bukan soal yang harus dikhawatirkan.
Dugaan ayah keliru.
Hasil tes laboratorium menunjukkan IgG Anti Toxoplasma Positif /162 dan IgM Anti Toxoplasma Negatif /0,10. Ternyata angka tersebut yang membuat Bunda begitu cemas, Bunda menceritakan resiko dan ketakutannya terhadap rencana kehamilan yang kami buat.
Cerita bunda tentang pengaruhnya Virus Toxoplasma terhadap proses kehamilan begitu jelas dan lengkap, begitu lengkapnya sehingga tak perlu lagi ayah bertanya. Ayah sudah butuh panik untuk menghadapinya.
Lalu inilah urut-urutan kepanikan itu: Bunda pasti positif terkena virus toxoplasma lagi, jika virus tersebut menyerang disaat Bunda hamil, dapat menyebabkan keguguran atau cacat terhadap bayi. Lalu Ayah bayangkan prosedur penanganannya. Bunda harus menjalani terapi lagi untuk mematikan virus jahat tersebut, entah akan berapa kali ayah harus keluar masuk rumah sakit, mendaftar, menunggu, diperiksa dan mendengar perintah dari dokter. Di tahap ini saja sudah tidak sederhana ongkosnya, baik ongkos perasaan, pikiran dan tenaga.
Secara tenaga, Ayah harus melakukan pekerjaan dobel selama Bunda menjalani terapi. Secara pikiran, ayah harus mengalkulasi seluruh kerepotan rumah jika Bunda harus menginap di rumah sakit. Jika pun semua ini sudah teratasi, masih ada lagi beban perasaan, yakni, memandangi Bunda yang selalu dihantui ketakutan jika bayinya nanti terlahir tidak sempurna, pasti butuh ketabahan.
Detik itu, Ayah sungguh dicekam oleh sebuah kecemasan hebat, rumah terasa gelap, karena gelapnya pikiran Ayah. Padahal Bunda belum benar-benar ke rumah sakit dan diantara kami berdua tidak ada yang tahu apa arti angka hasil tes tersebut.
Satu minggu kemudian seorang Dokter kandungan menjelasakan bahwa IgG Anti Toxoplasma Positif /162 adalah angka yang menunjukkan dahulu Bunda memang mempunyai riwayat toxoplasma, dan IgM Anti Toxoplasma Negatif /0,10 adalah keadaan darah Bunda sekarang ini, Dokter Kandungan kami mengatakan bahwa “saat ini Bunda dalam keadaan sehat”.
Yang terpenting di saat ini adalah menjaga daya tahan Bunda agar mampu melawan serangan dari berbagai penyakit termasuk virus Toxoplasma tersebut, asupan gizi dan nutrisi sangat dibutuhkan agar Bunda tetap sehat selama masa kehamilan kelak, demikian nasehat dokter kala itu.
Mendengar perkataan Dokter, Seluruh kegentaran dan kecemasan itu, syukurlah berhenti sebagai bayangan belaka. Tetapi bayangan itulah yang memaksa Ayah melihat Bunda dengan cara yang berbeda.
Selama ini kesehatannya, kebaikannya, pekerjaannya, sering kuanggap biasa-biasa saja karena pikirku, begitulah memang seharusnya.
Namun tidak untuk hari ini dan seterusnya, setiap pagi ayah temani Bunda untuk sarapan dan meminum segelas susu hangat, sebuah kegiatan yang sudah lama ayah tidak lakukan, karena kesibukan aktivitas yang memaksa ayah untuk menundanya atau bahkan meniadakannya.
Ayah juga merelakan dua kucing kami untuk dipelihara orang lain, karena virus toxoplasma sangat mudah bersamayam dalam tubuh atau kotoran hewan peliharaan termasuk kucing, Bunda juga tidak pernah lagi makan makanan yang menurutnya belum matang betul untuk di konsumsi seperti sate, Kentucky dan makanan cepat saji lainnya.
Menu sehat sudah Ayah dan Bunda susun, seperti tersedianya sayuran dalam setiap menunya, daging Ikan laut dan bahan masakan lain yang termasuk dalam kategori 4 sehat 5 sempurna. Jadwal olah raga kami rancang bersama, Semua hal itu kami lakukan untuk mendukung nutrisi Bunda melawan Toxoplasma dan menjaga Anti Body yang Bunda miliki, demi buah hati impian kami berdua.
Kini tampak, bahwa semua itu bukan hal biasa. Ia adalah soal-soal yang luar biasa yang Ayah terlambat melihatnya. Namun kita bisa memulai lembaran baru seperti yang Ayah dan Bunda lakukan, semoga tulisan Ayah bisa menjadi pelajaran untuk Ayah dan Ibu di Indonesia.
Tulisan Ayah ini turut berpartisipasi dalam Lomba Blog NuB
Dugaan ayah keliru.
Hasil tes laboratorium menunjukkan IgG Anti Toxoplasma Positif /162 dan IgM Anti Toxoplasma Negatif /0,10. Ternyata angka tersebut yang membuat Bunda begitu cemas, Bunda menceritakan resiko dan ketakutannya terhadap rencana kehamilan yang kami buat.
Cerita bunda tentang pengaruhnya Virus Toxoplasma terhadap proses kehamilan begitu jelas dan lengkap, begitu lengkapnya sehingga tak perlu lagi ayah bertanya. Ayah sudah butuh panik untuk menghadapinya.
Lalu inilah urut-urutan kepanikan itu: Bunda pasti positif terkena virus toxoplasma lagi, jika virus tersebut menyerang disaat Bunda hamil, dapat menyebabkan keguguran atau cacat terhadap bayi. Lalu Ayah bayangkan prosedur penanganannya. Bunda harus menjalani terapi lagi untuk mematikan virus jahat tersebut, entah akan berapa kali ayah harus keluar masuk rumah sakit, mendaftar, menunggu, diperiksa dan mendengar perintah dari dokter. Di tahap ini saja sudah tidak sederhana ongkosnya, baik ongkos perasaan, pikiran dan tenaga.
Secara tenaga, Ayah harus melakukan pekerjaan dobel selama Bunda menjalani terapi. Secara pikiran, ayah harus mengalkulasi seluruh kerepotan rumah jika Bunda harus menginap di rumah sakit. Jika pun semua ini sudah teratasi, masih ada lagi beban perasaan, yakni, memandangi Bunda yang selalu dihantui ketakutan jika bayinya nanti terlahir tidak sempurna, pasti butuh ketabahan.
Detik itu, Ayah sungguh dicekam oleh sebuah kecemasan hebat, rumah terasa gelap, karena gelapnya pikiran Ayah. Padahal Bunda belum benar-benar ke rumah sakit dan diantara kami berdua tidak ada yang tahu apa arti angka hasil tes tersebut.
Satu minggu kemudian seorang Dokter kandungan menjelasakan bahwa IgG Anti Toxoplasma Positif /162 adalah angka yang menunjukkan dahulu Bunda memang mempunyai riwayat toxoplasma, dan IgM Anti Toxoplasma Negatif /0,10 adalah keadaan darah Bunda sekarang ini, Dokter Kandungan kami mengatakan bahwa “saat ini Bunda dalam keadaan sehat”.
Yang terpenting di saat ini adalah menjaga daya tahan Bunda agar mampu melawan serangan dari berbagai penyakit termasuk virus Toxoplasma tersebut, asupan gizi dan nutrisi sangat dibutuhkan agar Bunda tetap sehat selama masa kehamilan kelak, demikian nasehat dokter kala itu.
Mendengar perkataan Dokter, Seluruh kegentaran dan kecemasan itu, syukurlah berhenti sebagai bayangan belaka. Tetapi bayangan itulah yang memaksa Ayah melihat Bunda dengan cara yang berbeda.
Selama ini kesehatannya, kebaikannya, pekerjaannya, sering kuanggap biasa-biasa saja karena pikirku, begitulah memang seharusnya.
Namun tidak untuk hari ini dan seterusnya, setiap pagi ayah temani Bunda untuk sarapan dan meminum segelas susu hangat, sebuah kegiatan yang sudah lama ayah tidak lakukan, karena kesibukan aktivitas yang memaksa ayah untuk menundanya atau bahkan meniadakannya.
Ayah juga merelakan dua kucing kami untuk dipelihara orang lain, karena virus toxoplasma sangat mudah bersamayam dalam tubuh atau kotoran hewan peliharaan termasuk kucing, Bunda juga tidak pernah lagi makan makanan yang menurutnya belum matang betul untuk di konsumsi seperti sate, Kentucky dan makanan cepat saji lainnya.
Menu sehat sudah Ayah dan Bunda susun, seperti tersedianya sayuran dalam setiap menunya, daging Ikan laut dan bahan masakan lain yang termasuk dalam kategori 4 sehat 5 sempurna. Jadwal olah raga kami rancang bersama, Semua hal itu kami lakukan untuk mendukung nutrisi Bunda melawan Toxoplasma dan menjaga Anti Body yang Bunda miliki, demi buah hati impian kami berdua.
Kini tampak, bahwa semua itu bukan hal biasa. Ia adalah soal-soal yang luar biasa yang Ayah terlambat melihatnya. Namun kita bisa memulai lembaran baru seperti yang Ayah dan Bunda lakukan, semoga tulisan Ayah bisa menjadi pelajaran untuk Ayah dan Ibu di Indonesia.
Tulisan Ayah ini turut berpartisipasi dalam Lomba Blog NuB
9 comments:
Salut atas dukungan dan apa yang anda lakukan dalam memperhatikan kesehatan sang Bunda, memang masalah wanita apalagi menyangkut kehamilan, sang suami harus ikut aktif mencari solusi, menjaga dan mendukung, bagaimanapun peran sang suami sangat menentukan keharmonisan rumah tangga.
good artikel :) setiap bunda wajib baca nih kayanya, sukses juga ya buat lomba blognya ^^
Artikel yang bagus untuk dibaca, moga sukses utk lomba blog NuB nya dan salam kenal.
@Bunda Raffa: Terimakasih atas kunjungan Bunda, sekedar berbagi untuk keluarga Indonesia.
@Ivhan : Makasih atas dukungannya, sukses juga buat anda :)
@haryis : Sekedar berbagi pengalaman, makasih atas kunjungannya, salam kenal juga dari Ayah.
Wah Inspiratif yah,
Sukses lombanya ya..
Mari kita sukseskan 'Visi Indonesia' Sehat bersama Nutrisi untuk Bangsa
Semoga semakin banyak orang baik seperti Anda :)
artikel yg menakjubkan,..perjuangan bunda dan ayah untuk sang buah hati tercinta, sekarang saya juga sedang hamil dan saya juga memahami kecemasan seorang ayah pada bunda,..
semoga sehat n sukses yah kehamilan si bunda ya yah.....
suamiku juga orangnya perhatian ke aku hihi,,,,,
makasi banyak infonya :)
Post a Comment